Pengantar
Salam, Sobat Festival! Selamat datang di artikel kali ini yang akan membahas tentang Lebaran menurut Muhammadiyah. Lebaran merupakan salah satu momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Lebaran bukan hanya sekedar hari raya, tetapi juga memiliki makna yang dalam dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Melalui artikel ini, kita akan mengulas secara detail mengenai Lebaran menurut Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Mari kita simak penjelasannya!
Pendahuluan
1. Sejarah Lebaran Menurut Muhammadiyah
Lebaran atau yang juga dikenal sebagai Idul Fitri merupakan salah satu hari raya yang dirayakan oleh umat Islam setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadan. Muhammadiyah, sebagai organisasi Islam yang didirikan oleh Ahmad Dahlan pada tahun 1912, memiliki pandangan tersendiri mengenai Lebaran. Muhammadiyah mendasarkan pandangannya pada Al-Qur’an dan Hadits, serta menekankan pentingnya menjaga kesucian ibadah dan menghindari bentuk-bentuk penyimpangan atau bid’ah dalam merayakan Lebaran.
2. Perbedaan Antara Lebaran Muhammadiyah dan Tradisi Lain
Lebaran menurut Muhammadiyah memiliki perbedaan dengan tradisi Lebaran yang umum di masyarakat. Salah satu perbedaannya terletak pada pelaksanaan salat Id di lapangan terbuka, bukan di masjid. Muhammadiyah juga menganjurkan agar salat Id dilaksanakan secara sederhana dan tidak menggunakan musik atau alat musik lainnya. Selain itu, Muhammadiyah juga tidak menganjurkan penggunaan kembang api dan petasan saat merayakan Lebaran.
3. Aktivitas Selama Bulan Ramadan Menurut Muhammadiyah
Selain puasa, Muhammadiyah juga mengajarkan pentingnya melakukan amal ibadah lainnya, seperti shalat tarawih, membaca Al-Qur’an, dan melakukan kegiatan sosial. Muhammadiyah memiliki tradisi mengadakan pengajian dan ceramah agama di masjid-masjid selama bulan Ramadan. Selain itu, Muhammadiyah juga mendorong umat Islam untuk berzakat dan berinfak kepada sesama yang membutuhkan selama bulan suci ini.